E-Book
Ketika Yanti pindah ke Yogya
“Coba jawab yang keras ya, Yan, supaya semua mendengar.”
“Iye, Pak!” jawab Yanti keras.
“Hahaha!” anak-anak tidak bisa menahan tawa mereka. Didit
memukul-mukul mejanya sambil tertawa keras. Kelas menjadi
sangat gaduh.
“Ndagel cah iki,” kata Didit sambil menyenggol lengan Dedi,
teman sebangkunya yang sedang terpingkal-pingkal juga.
“Stop-stop!” Pak Gito harus memukul papan tulis dengan
penggaris kayu agar anak-anak berhenti. Yanti malu sekali.
Apa yang salah? Pikir Yanti. Sebagai anak baru, dia menemui
banyak sekali masalah, dari bahasa Jawa yang belum dia
kuasai, makanan yang tidak cocok di lidahnya, sampai ketika
dia menangis karena tersesat saat mencari alamat rumah
temannya akibat tidak tahu arah.
Apakah Yanti akan tetap di Yogya atau dia
akan kembali ke Bau-Bau? Yuk, kita baca kisahnya.
EBook0329 | 398.2095 98 NOV k | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain